Blogroll

mustaqim

Popular Post

Home » » Panduan Penulisan Skripsi Part VI

Panduan Penulisan Skripsi Part VI

Written By Unknown on Sunday, October 13, 2013 | 1:47 PM


a.    lebih besar dari sepuluh, maka ditulis dengan angka, misalnya : 17 buah mangga.
b.    Besar tak tentu dan bilangan yang digunakan untuk menyatakan besar secara umum ditulis dengan kata-kata, misalnya sepuluh tahun yang lalu, usia empat puluh tahun, setengah jam mendatang, lima kali sehari, beberapa ratus sentimeter dan lain-lain.
c.    Awal sebuah kalimat tidak boleh dimulai dengan sebuah angka. Jika awal kalimat memerlukan bilangan atau angka, tulislah bilangan tersebut dengan kata-kata; atau ubahlah susunan kalimat sedemikian rupa sehingga bilangan tadi tidak lagi terletak pada awal kalimat. Hindarilah penggunaan angka Romawi untuk menyatakan bilangan karena tidak segera dapat dimengerti dengan mudah.

1.    Cetak Miring (italic)
a.    Ukuran huruf yang dipakai untuk cetak miring (Italic) harus sama besar ukurannya dengan huruf untuk naskah.
b.    Cetak miring (Italic) digunakan untuk judul buku dan untuk nama majalah ilmiah.
c.    Pada umumnya cetak miring digunakan pada kata atau istilah untuk memberikan penekanan khusus atau menarik perhatian.
d.   Kata atau istilah asing yang belum diindonesiakan.

2.    Gambar
a.    Istilah gambar mencakup gambar, ilustrasi, grafik, diagram, denah, peta, bagan, monogram, diagram alir, dan potret. Gambar harus dicetak pada kertas yang dipakai untuk naskah tesis/ disertasi. Gambar asli dibuat dengan printer atau plotter atau pencetak gambar sejenis yang berkualitas. Huruf, angka dan tanda baca lain yang dipakai pada gambar harus jelas.
b.    Gambar yang tidak dapat diterima sebagai bagian dari naskah disertasi adalah gambar yang dibuat pada kertas grafik, gambar yang dibuat pada kertas grafik kemudian kertas grafik tersebut ditempel pada kertas naskah, dan gambar yang dibuat pada kertas lain yang ditempel pada kertas naskah.
c.    Cara meletakkan gambar adalah garis batas empat persegi panjang gambar, diagram atau ilustrasi (garis batas tersebut dapat berupa garis semu) diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas tersebut tidak melampaui batas kertas yang boleh dicetak. Gambar diletakkan simetrik (centered) terhadap batas kertas yang boleh dicetak. Sisi terpanjang dari garis batas gambar dapat diletakkan sejajar lebar kertas atau sejajar panjang kertas. Untuk hal yang disebut terakhir, gambar sebaiknya dibuat pada halaman tersendiri tanpa teks naskah untuk memudahkan pembacaan.
d.   Gambar dengan sisi terpanjang sejajar lebar kertas boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris kalimat teks. Dalam hal ini garis batas atas gambar harus terletak tiga spasi di bawah garis kalimat sebelumnya. Teks setelah gambar harus terletak tiga spasi di bawah baris terakhir gambar.
e.    Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar. Judul gambar harus sama dengan judul gambar yang tercantum pada halaman daftar gambar dan ilustrasi.
f.     Gambar yang memerlukan halaman yang lebih lebar dari halaman naskah dapat diterima. Gambar yang memerlukan satu lipatan untuk mencapai ukuran halaman naskah dapat dimasukkan ke dalam teks batang tubuh disertasi.
g.    Gambar yang lebih besar dari itu sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
h.    Setiap gambar dalam naskah disertasi diberi nomor. Nomor gambar terdiri atas dua angka yang dipisahkan oleh sebuah titik. Angka pertama yang ditulis dengan angka Romawi menunjukkan nomor bab tempat gambar tersebut dimuat, sedangkan angka kedua yang ditulis dengan angka Arab menunjukkan nomor urut gambar dalam bab.
i.      Setiap gambar di beri judul atau nama gambar yang ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama kata pertama yang ditulis dengan huruf kapital. Baris-baris judul gambar dipisahkan oleh jarak satu spasi.
j.      Potret hitam putih dan potret warna yang dicetak pada kertas mengkilat dapat diterima. Potret ditempatkan pada kertas naskah dengan lem yang tidak mudah terlepas. Potret dianggap gambar, karena itu diberi nomor dan judul seperti halnya gambar. Potret dapat pula dipindai (di scan).
k.    Gambar yang dikutip dari sumber lain dijelaskan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun atau nomor urut pustaka di daftar pustaka belakang atau di bawah judul.

3.    Tabel
a.    Tabel dibuat pada kertas naskah. Huruf dan angka tabel harus dicetak (tidak ditulis tangan). Kolom-kolom tabel disusun sedemikian rupa sehingga tabel mudah dibaca. Suatu angka dengan angka di bawah atau angka di atasnya berjarak satu spasi. Hal penting adalah agar tabel mudah dibaca.
b.    Seperti pada gambar, tabel juga mempunyai garis batas yang pada umumnya berupa garis semu. Tabel diletakkan pada halaman naskah sedemikian rupa sehingga garis batas tidak melampaui batas kertas yang boleh dicetak dan tabel terletak simetrik (centered) di dalamnya.
c.    Kolom tabel dapat diletakkan sejajar dengan lebar kertas atau sejajar dengan panjang kertas. Dalam hal terakhir ini sebaiknya seluruh halaman diisi dengan tabel tanpa teks naskah. Lihat lampiran 15 pada buku pedoman ini.
d.   Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris kalimat teks tubuh utama disertasi. Dalam hal ini garis batas bawah tabel harus terletak tiga spasi diatas kalimat teratas di bawah tabel. Di atas garis batas atas tabel dituliskan nomor dan judul tabel. Jika judul tabel terdiri atas dua baris atau lebih, baris-baris tersebut dipisahkan dengan satu spasi.
e.    Baris pertama judul tabel harus terletak tiga spasi di bawah garis terakhir teks, sedangkan baris terakhir judul harus terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.
f.     Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman naskah dapat diterima. Akan tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat satu kali sudah mencapai ukuran halaman naskah saja yang dimasukkan dalam teks tubuh utama.
g.    Tabel yang lebih besar diletakkan pada lampiran.
h.    Pada data sekunder yang berbentuk tabel dan berasal dari satu sumber dicantumkan nama penulis dan tahun nomor urut pustaka dalam daftar pustaka di belakang atau di bawah judul tabel.
i.      Tabel yang memuat data yang dikutip dari beberapa sumber, tiap kumpulan data dari satu sumber diberi cetak atas (superskrip), dan superskrip tersebut dijelaskan pada catatan kaki di bawah tabel. Sumber tersebut dapat pula dituliskan pada satu kolom khusus pada tabel; dalam hal ini tidak diperlukan superskrip.

4.    Ralat
Naskah tesis/ disertasi yang telah dipersiapkan tidak boleh mengandung kesalahan format dan/ataupun perbaikan kesalahan. Untuk kesalahan penulisan yang baru disadari pada saat tesis/ disertasi siap digandakan, maka Halaman Ralat dapat dibuat. Ralat dapat dibuat dalam empat kolom yang berisi: No, halaman, tertulis, seharusnya.

B.  Kutipan
1.    Aturan Umum
a.    Kutipan pada dasarnya berfungsi sebagai pendukung terhadap pembahasan atau ide dari pernulis, atau kutipan ditampilkan untuk diberikan komentar, analisis, atau kritik dengan menampilkan alasan-alasannya.
b.    Kutipan hanya dibenarkan dari sumber aslinya (dari buku atau sumber pertamanya). Tidak dibenarkan mengutip pendapat dari kutipan orang lain, kecuali sangat terpaksa seperti kutipan dari buku atau sumber yang sangat langka. Pada kasus seperti ini masih dapat dibenarkan dengan keharusan mencantumkan sumber pertamanya dan yang mengutipnya.
c.    Sumber/rujukan penulisan makalah, proposal, tesis dan disertasi diharuskan bervariasi dengan menggunakan rujukan berbahasa Indonesia, Arab, dan Inggris. Usahakan menggunakan naskah berbahasa asing yang asli. Hindari penggunaan bahan terjemahan secara kerap.
d.   Kutipan dapat berupa kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Disebut kutipan langsung apabila penulis menyalin keseluruhan rangkaian kata atau kalimat tanpa mengubah susunan kata dan kalimatnya. Sedangkan kutipan tidak langsung apabila sumber menggunakan kalimat panjang dan dirasa tidak efisien lalu idenya dikutip dengan menggunakan bahasa penulis sendiri tanpa mengubah substansinya sama sekali. Untuk yang terakhir ini, penulis harus cermat dalam menggunakan bahasa sendiri agar ide dari sumber aslinya tidak kabur, menyimpang, atau keluar dari konteks sebenarnya.
e.    Kutipan dari sumber yang sama tidak diperkenankan berturut-turut sampai tiga kali dalam satu halaman.Sedapat mungkin kutipan sesuai dengan aslinya, kecuali bentuk dan ukuran font-nya. Kutipan dari bahasa yang berbeda dengan naskah tesis/disertasi harus diterjemahkan ke dalam bahasa yang sama dengan naskah.
f.     Kutipan langsung yang kurang dari lima baris dalam naskah dimasukkan ke dalam rangkaian kalimat dan diantarai dua tanda kutip (“…”). Misalnya:
Ungkapan emosional pada diri manusia dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi antara lain pada raut muka. Alif Batasa menulis, “Tidak jarang dijumpai seseorang wajahnya berubah menjadi merah padam (dalam ungkapan Al-Qur’an, muswaddan), pucat pasih, atau berseri-seri (musfirah), karena ada peristiwa emosional yang dialaminya ketika itu.”[1] Sementara itu, berbagai emosi tak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari, namun banyak orang mengira bahwa emosi itu identik dengan marah, padahal sesungguhnya tidak demikian.

أثر الإرهاب كما قاله عبد الله بن محمد بن أحمد الطيار، الأستاذ بجامعة القصيم ، "إن لكل زرع حصادا، والغراس الطيب يخرج نباته بإذن ربه، والذي خبث لا يخرج إلا نكدا، ومن يحرث بمحاريث الطيش، ويبذر الفتنة، ويرويها بالعنف، سوف يتجرع غصة الشوك في حلقه، وسوف يكتوي بناره".[2]

g.    Kutipan langsung yang mencapai lima baris atau lebih maka dibuat terpisah tanpa tanda kutip dan dengan spasi satu. Misalnya:
Sajim Hakha secara rinci menulis:
Suatu hal niscaya dalam kehidupan umat manusia adalah fakta tentang sikap dan prilaku sehari-hari yang mencerminkan perasaan seperti rasa senang, sedih, marah, jengkel, muak, dsb. Tidak jarang dijumpai seseorang wajahnya berubah menjadi merah padam (dalam ungkapan Al-Qur’an, muswaddan), pucat pasih, atau berseri-seri (musfirah), karena ada peristiwa emosional yang dialaminya ketika itu. Hanya saja, ungkapan yang sering digunakan oleh masyarakat sehari-hari untuk memaknai emosi seringkali terbatas pada sikap dan prilaku marah saja. Padahal, cakupan emosi itu amatlah luas, tidak hanya terbatas pada sikap dan prilaku marah.[3]
2.    Pengutipan Ayat Al-Qur’an
a.    Penulisan kata Al-Qur’an dalam Bahasa Indonesia yang digunakan adalah seperti ini: Al-Qur’an.
b.    Kutipan langsung berupa ayat Al-Qur’an berikut terjemahnya (bukan penggalan yang dirangkaikan dengan kalimat) dibuat satu spasi meskipun kurang dari lima baris.
c.    Pengutipan ayat harus utuh satu ayat, kecuali sangat terpaksa karena terlalu panjang dan tidak berkorelasi sama sekali dengan pembahasan maka boleh dipotong di awal atau di akhir (tidak di tengah), dengan didahului tiga buah titik dan spasi dan diakhiri dengan tiga tanda titik ditambah dengan satu tanda titik penutup kalimat. Hal yang sama berlaku untuk terjemahnya. Contoh:

{... الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ...} [المائدة: 3]
… Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.... (Al-Maidah/5: 3)

d.   Pengutipan ayat selalu disertai dengan penyebutan nama surat, no surat, dan no ayat di dalam bahasan, bukan di footnote dan bukan di akhir terjemahan.  Lihat contoh-contoh di bawah ini.
Contoh 1, kutipan ayat pada naskah yang berbahasa Indonesia     
Rasulullah, Muhammad shallallāhu ‘alaihi wasallam, diutus oleh Allah mengemban risalah di muka bumi ini dalam rangka menyebarkan kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh alam (raẖmatan lil ‘ālamīn), bukan menebar teror, permusuhan, dan ketakutan. Hal ini telah ditegaskan dalam Surah Al-Anbiya’/21: 107 sebagai berikut,

وَمَاأَرْسَلْنَاكَإِلَّارَحْمَةًلِلْعَالَمِينَ
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (men­jadi) rahmat bagi seluruh alam.

Contoh 2, kutipan ayat pada naskah yang berbahasa Inggris:
In Islam, the woman is accorded a high position which she was not accorded inany of the previous religions and which no nation will accord her but Islam. This is because, the honour that Islam conferred on mankind is shared by both man and woman on equal basis. Mankind are equal before rules of Allah in this world as they will be equal as regards His reward and recompense on the Last Day. Allah says in Al-Israa’/17: 70:

وَلَقَدْكَرَّمْنَابَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّوَالْبَحْرِوَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍمِمَّنْ خَلَقْنَاتَفْضِيلًا

Verily We have honoured the children of Adam. We carry them on the land and the sea, and have made provision of good things for them, and have preferred them above many of those whom We created with a marked preferment.

Contoh 3, kutipan ayat pada naskah yang berbahasa Arab
والعلم في التراث الإسلامي يرادف المعرفة، وفي القرآن الكريم {فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَق وَلَاتَعْجَل بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْل أَن يُقْضَى إِلَيْك وَحْيُه وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا [طه: 114] والعلم هنا أي المعرفة.

e.    Setiap pengutipan ayat harus menyertakan empat hal: teks asli ayat, terjemahan ayat kecuali tesis berbahasa Arab, kutipan pendapat ulama/ sarjana/ ahli, dan ungkapan penulis tentang relevansi ayat dengan topik yang sedang dibahas.
f.     Terjemahan Al-Qur’an diambil dari Al-Qur’an dan Terjemahnya terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia, edisi terbaru, dengan jarak satu spasi, tanpa diberi kata ‘artinya’, tetapi ditulis dengan italic.
g.    Pengutipan ayat dalam jumlah banyak secara langsung dan berturut-turut tidak diperkenankan, apalagi tanpa disertai penjelasan apa pun sehingga terlihat seperti kliping ayat.
h.    Pengutipan ayat lebih dari dua secara langsung dan berturut-turut tidak diperbolehkan kecuali untuk ayat-ayat pendek.
i.      Dalam kondisi di mana ada banyak ayat yang penting untuk dikutip, maka kutiplah satu ayat secara langsung dengan prosedur sebagaimana di atas, kemudian ayat-ayat lainnya cukup dijelaskan di footnote hanya dengan menuliskan nama surat, no surat, dan no ayatnya.

3.    Pengutipan hadis
a.    Kutipan langsung berupa اadis berikut terjemahnya (bukan penggalan yang dirangkaikan dengan kalimat) dibuat satu spasi meskipun kurang dari lima baris.
Kutipan dari hadis harus diambil dari kitab-kitab hadis langsung, dan harus dap


[1] Alif Batasa, Emosi dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Institut PTIQ, 2011), cet. 5, hal. 123.
[2]عبد الله بن محمد بن أحمد الطيار،الإرهاب وأثره على البلاد والعباد، (لبنان: دار الفكر، 1429)، ص.
[3] Jim Hakha, Mencermati Emosi-emosi yang Dialami Umat Manusia: Sebuah Telaah terhadap Emosi Masyarakat Terasing di Nusantara, (Jakarta: Lembaga Pemberdayaan Suku Terasing, 2011), hal. 456.

0 komentar:

Post a Comment

Comment

Powered by Blogger.

Test Footer